Evaluasi Pelaksanaan Program Praktek Industri dengan Menggunakan Model Evaluasi CIPP

1.        Prolog
Model Context Input Proces Product (CIPP) merupakan hasil kerja para tim peneliti yang tergabung dalam suatu organisasi komite Phi Delta Kappa USA yang ketika itu diketuai oleh Daniel Stufflebeam (1967) di Ohio State University. Model Evaluasi ini merupakan model yang paling banyak dikenal dan diterapkan oleh para evaluator.
CIPP Evaluasi Model pada garis besarnya melayani empat macam keputusan:
a.    Perencanaan keputusan (Planning Decisions)
b.    Keputusan pembentukan (Structuring Decisions)
c.    Keputusan implementasi (Implementing Decisions)
d.   Keputusan pemutaran (Recycling Decisions)



Konsep Evaluasi model CIPP (Context Input, Process and Product) disusun oleh Stufflebeam dalam bidang pendidikan. Stufflebeam menggolongkan sistem pendidikan atas 4 dimensi yaitu context, input, process dan product, sehingga model evaluasinya diberi nama CIPP Model yang merupakan singkatan ke empat dimensi tersebut.
Tujuan Evaluasi Konteks menurut Suharsimi (1988:39) dilakukan untuk menjawab pertanyaan:
a.    Kebutuhan apa yang belum dipenuhi oleh kegiatan program.
b.    Tujuan pengembangan manakah yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan.
c.    Tujuan manakah yang paling mudah dicapai.
Tujuan Evaluasi Input menurut Suharsimi (1988:39) adalah untuk membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai tujuan dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Oleh karena itu komponen dari evaluasi input meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasaran pendukung, dana anggaran dan berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.
Tujuan Evaluasi Proses menurut Worthen & Sanders (181:137) adalah menekankan pada:
a.    Untuk mencari atau memprediksi perencanaan prosedur atau implementasinya selama tahapan implementasi.
b.    Untuk menyediakan informasi yang digunakan untuk keputusan program.
c.    Untuk memelihara dokumen prosedur.
Artinya evaluasi proses digunakan untuk mengetahui sejauh mana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki.
Tujuan Evaluasi Produk menurut Farida Yusuf (2000:14) adalah untuk membantu membuat keputusan baik mengenai hasil yang telah dicapai maupun apa yang akan dilakukan setelah program itu berjalan. Jadi Evaluasi Produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

2.    Evaluasi Program Praktek Industri pada aspek Konteks
Evaluasi Konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan program. Evaluasi Konteks menghasilkan informasi tentang macam-macam kebutuhan yang telah diatur prioritasnya agar tujuan dapat diformulasikan. Evaluasi konteks meliputi penggambaran latar belakang program yang dievaluasi, memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan program, menentukan sasaran program dan menentukan sejauh mana tawaran ini cukup responsif terhadap kebutuhan yang sudah diidentifikasi. Penilaian konteks dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah tujuan yang ingin dicapai yang telah dirumuskan dalam program benar-benar dibutuhkan”.
Pada evaluasi konteks, aktifitas evaluator di lapangan sebagai contoh dalam evaluasi konteks Program Praktek Kerja Industri meliputi:
a.    Menyusun dan menilai latarbelakang informasi, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan. Program praktek kerja industri merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran di sekolah.
Evaluator harus mendeskripsikan kebutuhan siswa yang harus dipenuhi melalui praktek kerja industri, terutama kebutuhan akan kompetensi yang tidak terpenuhi atau kurang terpenuhi di sekolah.
b.    Wawancara pimpinan program untuk meninjau dan mendiskusikan pandangan mereka mengenai kebutuhan dan mengidentifikasi berbagai masalah program yang akan membutuhkan penyelesaian.
Dalam menganalisis kebutuhan siswa dalam program praktek kerja industri evaluator dapat berdiskusi dengan kepala sekolah, wakasek bidang kurikulum, ketua program studi dan wakasek bidang hubungan industri yang memiliki keterkaitan langsung dengan industri tempat praktek kerja industri.
c.    Wawancara pengambil kebijakan lainnya sebagai tambahan informasi lebih lanjut mengenai kebutuhan untuk memunculkan kemungkinan masalah program.
Salah satu pengambil kebijakan dalam program praktek kerja industri adalah pimpinan perusahaan atau industri. Perlunya melibatkan industri dikarenakan adanya perbedaan orientasi antara sekolah dan industri yang akan memunculkan berbagai permasalahan.
d.   Menilai tujuan program, manfaat program, menaksir kebutuhan dan kemungkinan penggunaan dana.
Evaluator harus mengidentifikasi tujuan dan manfaat program praktek kerja industri, memperkirakan kebutuhan praktek baik dari pihak sekolah maupun  pihak industri dan masalah pendanaan apakah menjadi tanggung jawab industri atau ada kompensasi dari pihak sekolah.
e.    Terlibat sebagai evaluator untuk memonitor dan  mencatat data pada lingkungan program, termasuk hubungan program, lingkup sumber daya, lingkup kebutuhan dan masalah serta dinamika kebijaksanaan.
Evaluator dapat melakukan kunjungan ke perusahaan atau industri yang akan menjadi institusi pasangan pada program praktek kerja industri untuk melihat kondisi fasilitas praktek, alur kerja, sumber daya, sistem pelatihan, sistem magang dan unsur perusahaan yang terlibat.
f.     Meminta staff program secara teratur untuk menyediakan tim evaluasi untuk mengumpulkan informasi program.
Untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan sekolah dan industri pasangan, evaluator dapat membuat tim evaluasi baik dari pihak sekolah maupun pihak industri.
g.    Diskusikan penemuan evaluasi konteks di dalam lokakarya dengan klien sebagai umpan balik.
h.    Membuat laporan evaluasi konteks untuk diberikan kepada klien dan disetujui oleh stakeholder.

3.    Evaluasi Program Praktek Industri pada aspek Input
Evaluasi masukan berisi tentang analisis persoalan yang berhubungan dengan kondisi apa yang ada sebelum program diimplementasikan dan faktor apa yang diperkirakan akan mempengaruhi (Kaufman and Tomas,1980:123). Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif, strategi, program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan penjadualan (Stufflebeam & Shinkfield, 1986:73). Evaluasi program masukan berorientasi pada suatu program yang dapat dicapai dan apa yang diinginkan.
Evaluasi terhadap masukan menyediakan informasi tentang masukan yang terpilih, butir-butir kekuatan dan kelemahan, strategi dan desain untuk merealisasikan tujuan Evaluasi masukan dilaksanakan dengan tujuan dapat menilai relevansi rancangan program, strategi yang dipilih, prosedur, sumber baik yang berupa manusia (guru, siswa) atau mata pelajaran serta sarana prasarana yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Singkatnya masukan (input) merupakan model yang digunakan untuk menentukan bagaimana cara agar penggunaan sumberdaya yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensial memberikan informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak lain atau tidak. Aspek input juga membantu menentukan prosedur dan desain untuk mengimplementasikan program.
Pada evaluasi input, aktifitas evaluator di lapangan sebagai contoh dalam evaluasi input Program Praktek Kerja Industri meliputi:
a.         Mengidentifikasi dan menyelidiki program-program yang ada sebagai model perbandingan.
Sebagai bahan masukan, evaluator dapat mengidentifikasi program-program sejenis dengan program praktek kerja industri yang terlah dilaksanakan seperti Program Magang, Program Pendidikan Sistem Ganda dan sebagainya.
b.        Menilai usulan strategi program dalam hal kepekaan terhadap kebutuhan serta kelayakannya.
Strategi program hendaknya memperhatikan beberapa komponen masukan seperti :
Ø  Sistem penerimaan siswa, apakah ada mekanisme penerimaan siswa dalam program praktek kerja industri yang diselenggarakan secara bersama-sama antara sekolah dengan industri pasanga.
Ø  Guru dan Instruktur, bagaimana keterlibatan guru di sekolah dan instruktur di industri dalam program praktek kerja industri.
Ø  Kurikulum, bagaimana kurikulum pembelajaran yang di terapkan dalam program praktek kerja industr.
Ø  Kalender Pendidikan, apakah kegiatan program praktek kerja industri sesuai dengan kalender pendidikan, sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran di sekolah seperti UAS, Uji Kompetensi dan UASBN.
Ø  Sarana dan Prasarana, bagaimana kondisi sarana dan prasarana di industri dan sejauhmana sarana dan prasarana  itu dapat digunakan oleh siswa.
c.         Menilai anggaran program untuk mencukupi pendanaan pekerjaan yang diperlukan.
Bagaimana keterlibatan sekolah dan dunia industri dalam mencukupi anggaran program praktek kerja industri.
d.        Menilai strategi program apakah berlawanan dengan hasil penelitian dan literatur yang berkembang.
Strategi program praktek kerja industri yang berkaitan dengan penerimaan siswa, guru dan instruktur, kurikulum, kalender pendidikan, serta sarana dan prasarana apakah telah sesuai dengan konsep, undang-undang, peraturan, dan kebijakan praktek kerja industri yang berlaku.
e.         Menilai kelebihan strategi program dibandingkan dengan strategi alternatif yang ditemukan dalam program serupa.
f.         Menilai rencana kerja dan jadwal program terhadap kecukupan, kelayakan dan kesinambungan kebijakan.
g.        Menyusun draft laporan  evaluasi masukan d dan mengirimkannya kepada klien dan telah disetujui stakeholders.
h.        Diskusikan penemuan evaluasi masukan dalam suatu lokakarya.
i.          Membuat laporan evaluasi masukan untuk diberikan kepada klien dan disetujui oleh stakeholder.

4.        Evaluasi Program Praktek Industri pada aspek Proses
Evaluasi proses adalah evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam proses praktek atau membimbing dalam implementasi kegiataan. Termasuk mengidentifikasi kerusakan prosedur implementasi baik tata laksana kejadian dan aktivitas (Daniel L. Stufflebeam: 1986.  Evaluasi Proses dilaksanakan dengan harapan dapat memperoleh informasi mengenai bagaimana program telah diimplementasikan sehari- hari didalam maupun diluar kelas, pengalaman belajar apa saja yang telah diperoleh siswa, serta bagaimana kesiapan guru dan siswa dalam implementasi program tersebut dan untuk memperbaiki kualitas program dari program yang berjalan serta memberikan informasi sebagai alat untuk menilai apakah sebuah proyek relatif sukses/gagal. Evaluasi proses menunjuk pada pertanyaan “apa” kegiatan yang dilakukan dalam program, “kapan” kegiatan akan selesai, dan “siapa” yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program.
Pada evaluasi proses, aktifitas evaluator di lapangan sebagai contoh dalam evaluasi proses Program Praktek Kerja Industri meliputi:
a.         Libatkan satu anggota tim evaluasi untuk memonitor, mengamati, mencatat setiap kejadian, dan menyediakan laporan perkembangan secara berkala pada implementasi program.
b.        Bekerjasama dengan staf program, untuk mencatat setiap kejadian permasalahan, biaya, dan alokasi program.
c.         Pada waktu tertentu mewawancarai penerima dana, para pemimpin program, dan staf untuk memperoleh penilaian mereka atas kemajuan program itu.
d.        Perbaharui data profil terbaru dari program.
e.         Setiap periode menulis draft laporan tentang penemuan evaluasi proses dan menyediakan draft  laporan kepada klien dan meminta persetujuan stakeholders.
f.         Diskusikan penemuan evaluasi proses dalam suatu lokakarya.
g.        Membuat laporan evaluasi proses untuk diberikan kepada klien dan disetujui oleh stakeholder.

5.        Evaluasi Program Praktek Industri pada aspek Produk
Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Stufflebeam: 1986) Aktivitas evaluasi hasil adalah upaya mengukur dan menafsirkan atas hasil yang telah dicapai dari suatu program. Evaluasi produk mengakomodasi informasi untuk meyakinkan dalam kondisi apa tujuan dapat dicapai dan juga untuk menentukan jika strategi yang berkaitan dengan prosedur dan metode yang diterapkan guna mencapai tujuan sebaiknya berhenti, modifikasi atau dilanjutkan dalam bentuk yang seperti sekarang.
Evaluasi produk meliputi penentuan dan penilaian dampak umum dan khusus suatu program, mengukur dampak yang terantisipasi, mengidentifikasi dampak yang tak terantisipasi, memperkirakan kebaikan program serta mengukur efektifitas program.
Pada evaluasi produk, aktifitas evaluator di lapangan sebagai contoh dalam evaluasi produk Program Praktek Kerja Industri meliputi:
a.         Libatkan staf, konsultan program dan satu tim evaluasi untuk mengamati orang-orang atau kelompok yang dilayani dalam hal kebutuhan mereka,dan catatan tentang layanan program yang mereka terima.
b.        Menilai dan membuat suatu keputusan pada tingkat individu atau kelompok yang dilayani secara konsisten dengan penerima dana program.
c.         Secara periode mewawancarai stakeholders, seperti para pemimpin masyarakat, para pemberi kerja, personil sekolah, industri dll. untuk dipelajari bagaimana pandangan mereka tentang program tersebut.
d.        Tentukan sampai tingkat mana program tersebut mencapai suatu kelompok sesuai dana yang tersedia.
e.         Menilai pada tingkatan mana program tersebut tidak sesuai dengan alokasi atau pada suatu kelompok yang tidak menjadi target.
f.         Wawancara stakeholders utama, seperti para pemimpin masyarakat, menyandang dana, para pemimpin program dan staf, serta pihak-pihak yang berkepentingan lain, untuk menentukan penilaian mereka baik positif maupun negatif atas hasil (outcomes) program.
g.        Melakukan studi-studi kasus yang mendalam terhadap penggunaan dana yang terpilih.
h.        Melibatkan satu anggota tim evaluasi dan staf program untuk menyediakan dokumentasi yang diperlukan dalam mengidentifikasi dan mengkonfirmasikan cakupan, kedalaman, mutu, dan makna yang mempengaruhi penggunaan dana program. Melibatkan satu anggota tim evaluasi untuk menyusun dan menilai informasi tentang pengaruh program terhadap komunitas.
i.          Melibatkan suatu tujuan bebas evaluator untuk memastikan program benar-benar aktual dan untuk mengidentifikasi keseluruhan pengaruh positive dan negatif nya,baik yang diharapkan dan yang tidak disengaja.
j.          Memperoleh informasi tentang sifat, biaya, dan keberhasilan satu program serupa yang di selenggarakan di tempat lain.
k.        Setiap periode menulis draft laporan tentang penemuan evaluasi produk dan menyediakan draft  laporan kepada klien dan meminta persetujuan stakeholders.
l.          Diskusikan penemuan evaluasi produk dalam suatu lokakarya.
m.      Membuat laporan evaluasi produk untuk diberikan kepada klien dan disetujui oleh stakeholder.

6.        Epilog
Stufflebeam menggolongkan sistem evaluasi pendidikan atas 4 dimensi yaitu context, input, process dan product, sehingga model evaluasinya diberi nama CIPP Model yang merupakan singkatan ke empat dimensi tersebut. Evaluasi Konteks adalah upaya untuk menggambarkan dan merinci lingkungan, kebutuhan yang tidak terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani dan tujuan program. Evaluasi Konteks menghasilkan informasi tentang macam-macam kebutuhan yang telah diatur prioritasnya agar tujuan dapat diformulasikan. Evaluasi masukan (input) berisi tentang analisis persoalan yang berhubungan dengan kondisi apa yang ada sebelum program diimplementasikan dan faktor apa yang diperkirakan akan mempengaruhi. Evaluasi program masukan berorientasi pada suatu program yang dapat dicapai dan apa yang diinginkan. Evaluasi proses adalah evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam proses praktek atau membimbing dalam implementasi kegiataan. Termasuk mengidentifikasi kerusakan prosedur implementasi baik tata laksana kejadian dan aktivitas. Evaluasi hasil adalah evaluasi yang dilakukan dalam mengukur keberhasilan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi produk mengakomodasi informasi untuk meyakinkan dalam kondisi apa tujuan dapat dicapai dan juga untuk menentukan jika strategi yang berkaitan dengan prosedur dan metode yang diterapkan guna mencapai tujuan sebaiknya berhenti, modifikasi atau dilanjutkan dalam bentuk yang seperti sekarang.

Sumber :
Farida Yusuf Tayibnapis, (2000) Evaluasi Program, Jakarta: Reneka Cipta.
Stufflebeam, D.L, (2003) The CIPP Model For Evaluation. Presented at the 2003Anual conference of the Oregon Program Evaluators Network (OPEN). Portland. Oregon
Stufflebeam, D.L. & Shinkfield. 1985. Systematic evaluation. Boston: Kluwer Nijhof Publishing.
Suharsimi Arikunto. (1988) Penilaian Program Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.
Wothen, B.R. & Sanders, J.R (1981) Educational Evaluation: Theory and Practice, Worthington: Chales A. Jones Publishing Company.

Related Posts:

0 Response to "Evaluasi Pelaksanaan Program Praktek Industri dengan Menggunakan Model Evaluasi CIPP"

Post a Comment