Analisa Secara Filosofis Terhadap Komponen Pembelajaran Ditinjau Dari Peranan Siswa Dan Guru


A.      Pendahuluan
Filsafat merupakan kumpulan asumsi yang digunakan dalam mengamati dunia. Filsafat menjadi dasar perencanaan dan landasan utama untuk menyelesaikan masalah, menjawab kritikan dan membimbing prilaku yang rasional. Dalam merencanakan komponen-komponen pembelajaran akan tergantung pada peranan siswa dan guru sebagai pelaku utama pembelajaran. Pandangan yang berbeda tentang peranan siswa dan guru akan berpengaruh pada perbedaan dalam komponen-komponen pembelajarannya.
Analisa yang kami tampilkan disini berdasarkan tiga pandangan sistem filsafat pendidikan yaitu filsafat essensialisme, filsafat pragmatisme dan filsafat eksistensialisme. Analisa diawali dengan mengemukakan pandangan ketiga sistem filsafat tentang peran siswa dan guru. Pandangan tersebut kemudian menjadi dasar dalam menganalisa komponen-komponen pembelajaran yang terdiri dari kebutuhan belajar, tujuan pembelajaran, kurikulum, metode pembelajaran, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
B.       Pandangan Filosofis Tentang Peranan Siswa dan Guru
1.         Pandangan Filsafat Essensialisme
Peran Siswa, dalam pandangan Essensialis diringkas dalam dua pernyataan, yaitu bahwa siswa merupakan pikiran miniatur yang mampu mengetahui ide-ide penting yang tidak berubah dengan waktu dan siswa merupakan sensor dunia fisik yang mampu menguasai fakta-fakta penting seputar alam semesta dimana fakta tidak bisa dirubah seperti ide-ide.
Peran Guru, dalam pandangan Essentialis diberikan dua peran utama yaitu guru bertanggung jawab untuk membantu pemikiran dengan ide-ide besar yang mampu bertahan sepanjang waktu dan guru sebagai pemeran utama harus merepresentasikan dunia fisik melalui demontrasi pesan alami alam semesta dan pentingnya menguasai fakta-fakta dan informasi tentang dunia.
2.         Pandangan Filsafat Pragmatisme
Peran siswa, dalam pandangan Pragmatis adalah sebagai seorang transaksional yang melakukan transaksi bisnis dengan dunia berupa pengalaman, sehingga setiap peristiwa transaksi menyebabkan pelajar mengubah dimensi kebiasaannya sebagai rekonstruksi pengalaman.
Peran guru, dalam pandangan Pragmatis adalah memberikan pengalaman bagi pelajar yang menyangkut psikologis, biologi, dan aspek sosial dimana setiap pelajar menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan dan memberikan interaksi yang aktif dengan lingkungannya. Guru pragmatis membantu setiap pelajar untuk memperoleh pengalaman khusus yang paling sesuai.
3.         Pandangan Filsafat Eksistensialisme
Peran Siswa, dalam pandangan Eksistensialis merupakan figur sentral dalam menentukan kenyataan dari apa pun. Pelajar itu dipandang mempunyai suatu kapasitas untuk menerima kebebasan memilih, memahami arti pilihan, dan menerima resiko yang datang akibat pilihannya. Pelajar adalah seorang pemilih yang mengembangkan identitas pribadi di dalam dan melalui konseptualisasi dunia.
Peran Guru, dalam pandangan Eksistensialis diwajibkan untuk menyediakan peluang bagi siswa untuk melihat alternatif kebenaran nyata dan nilai, sehingga mampu menyatakan bahwa satu alternatif lebih bermanfaat dibanding yang lain. Guru harus membantu pelajar untuk menemukan dan memahami diri sendiri sebagai sebuah jalan untuk memberikan pilihan.
C.      Analisa Filosofis terhadap Komponen Pembelajaran Ditinjau dari Peranan Siswa dan Guru
1.         Pandangan Filsafat Essensialisme
Kebutuhan Belajar. Sesuai dengan peran siswa sebagai pemikir dan observer, maka dalam proses pembelajaran siswa membutuhkan situasi atau lingkungan yang mampu membangkitkan ide dan menemukan fakta-fakta penting yang bisa di pelajari.
Tujuan Pembelajaran. Sesuai dengan kebutuhan belajar maka tujuan pembelajaran adalah membantu perkembangan pemikiran, karakter serta mengembangkan bakat agar siswa dapat bertahan hidup di dunia yang bersifat alamiah, memperoleh keamanan dan kebahagiaan hidup.
Kurikulum, Demi mencapai tujuan pendidikan, kurikulum pendidikan  berisikan pendidikan liberal, dimana kurikulumnya diorganisasi menurut mata pelajaran dan berpusat pada materi pelajaran. Kurikulum sangat mementingkan pelajaran sains, matematika, ilmu kemanusiaan dan ilmu sosial.
Metode Pembelajaran, metode mengajar hendaknya mendorong siswa memperluas cakrawala, mendorong berfikir reflektif, memberikan keterampilan berfikir logis dan meningkatkan minat terhadap materi pelajaran, Metode utamabisanya menggunakan metode dialektik, pembiasaan dan metode yang bersifat otoriter.
Media Pembelajaran, untuk mendukung kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran, media yang tepat digunakan adalah media yang padat materi seperti buku, modul, handbook, artikel  dll.
Evaluasi Pembelajaran, untuk mengevaluasi pencapaian tujuan, guru harus menggunakan metode-metode objektif dengan mengevaluasi dan memberikan jenis-jenis test yang memungkinkan untuk dapat mengukur secara tepat pemahaman para siswa tentang materi yang dianggap essensial.
2.         Pandangan Filsafat Pragmatisme
Kebutuhan Belajar. Sesuai dengan peran siswa sebagai transaksional, maka dalam proses pembelajaran siswa membutuhkan situasi atau lingkungan yang mampu memberikan pengalaman baru untuk merekonstruksi pengalamannya.
Tujuan Pembelajaran. Sesuai dengan kebutuhan belajar maka tujuan pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman-pengalaman yang akan memungkinkan seseorang terarah kepada kehidupan yang lebih baik.
Kurikulum, Demi mencapai tujuan pendidikan, maka kurikulum pendidikan  harus berisikan pengalaman-pengalaman yang telah teruji, yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.
Metode Pembelajaran, untuk menghasilkan pengalaman yang teruji, maka metode pembelajaran menggunakan metode pemecahan masalah (problem Solving Method) serta metode penyelidikan dan penemuan (Inquiry and Discovery Method).
Media Pembelajaran, untuk mendukung kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran, media yang tepat digunakan adalah alat peraga, film-film, catatan dan lain-lain.
Evaluasi Pembelajaran, untuk mengevaluasi pencapaian tujuan, guru dapat  menggunakan test keterampilan, test wawancara atau test sikap yang mampu mengungkan kedalaman dan keterujian pengalaman siswa.
3.         Pandangan Filsafat Eksistensialis
Kebutuhan Belajar. Sesuai dengan peran siswa sebagai pemilih atau penentu pilihan, maka dalam proses pembelajaran siswa membutuhkan situasi atau lingkungan yang mampu memberikan berbagai alternatif pilihan, sehingga siswa memiliki kebebasan untuk memilih.
Tujuan Pembelajaran. Sesuai dengan kebutuhan belajar maka tujuan pembelajaran adalah mengembangkan potensi diri agar mampu menemukan dan memahami diri sehingga memiliki kemampuan untuk memilih yang sesuai dengan potensi dirinya.
Kurikulum, Demi mencapai tujuan pendidikan, maka kurikulum pendidikan  harus berisikan pilihan-pilihan materi, sehingga siswa dapat memilih materi yang lebih disukai dan mengembangkannya.
Metode Pembelajaran, untuk mengatasi banyaknya keanekaragaman pilihan siswa, maka metode yang tepat adalah metode pembelajaran yang berpusat pada siswa seperti metode pembelajaran modul dan e-learnig.
Media Pembelajaran, untuk mendukung kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran, media yang tepat digunakan adalah modul atau multimedia interaktif.
Evaluasi Pembelajaran, untuk mengevaluasi pencapaian tujuan, guru dapat menggunakan test individu, pre test-post test dan lain-lain.
D.      Kesimpulan dan Saran
1.         Kesimpulan
Berdasarkan pandangan filosofis tentang peran guru dan siswa serta analisisnya dalam komponen pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan pandangan filsafat akan menimbulkan perbedaaan dalam merencanakan komponen-komponen pembelajaran. Oleh karena itu ketika kita menyusun komponen pembelajaran kita terlebih dahulu harus memahami secara filosofis peran guru dan siswa.
2.         Saran
Kepada para pelaksana pendidikan, hendaknya mengawali setiap perencanaan pendidikan seperti penyusunan komponen pembelajaran dengan menggunakan asumsi dan analisa secara filosofis.

Related Posts:

0 Response to "Analisa Secara Filosofis Terhadap Komponen Pembelajaran Ditinjau Dari Peranan Siswa Dan Guru"

Post a Comment