Seperti
kita ketahui, selain mesin-mesin CNC
yang diperuntukan bagi produksi, perusahaan-perusahaan juga menyediakan
perangkat simulasi program CNC bagi dunia pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar
kesalahan-kesalahan program tidak serta merta merusak mesin CNC. Hanya program
yang sudah disimulasikan secara benar yang boleh masuk mesin CNC. Perkembangan
selanjutnya lebih dikenal dengan Virtual Training System yang banyak
dipengaruhi oleh perkembangan ICT yang semakin pesat. Para simulator terus
berinovasi dalam menciptakan sebuah training
dengan konsep yang lebih menyerupai kondisi nyata industri, sehingga
menghasilkan sebuah konsep yang disebut Virtual
Reality.
Virtual reality merupakan lingkungan kerja dalam dimensi maya yang menempatkan manusia untuk berintegrasi dengan informasi sehingga seolah-olah berada dalam dunia nyata. Seperti dikemukakan oleh Lin, Hun and Su (1997:13):
“Virtual
reality (VR) can be described as the science of integrating man with
information. It is consists of three dimensional, interactive,
computer-generatied environment. Its central objective is to place participant
in an environment that is not normally or easily experienced.”
Tidak
seperti animasi, Virtual Reality
mampu menyediakan interaksi dengan objek dalam dunia maya. Bahkan memungkinkan
pengembangan interaksi 3 dimensi yang dapat diaplikasikan dalam virtual training, visualisasi data,
manufaktur maya dan pemodelan perakitan.
Virtual Reality (VR)
menjadi dasar dalam pengembangan Virtual
Training System (VTS) termasuk untuk CNC. Virtual Reality Training System mesin CNC disediakan bagi pengguna
untuk memperoleh pengalaman yang sama sebagai pemahaman dasar tentang bagaimana
mengoperasikan mesin CNC melalui praktek di mesin CNC virtual seperti layaknya mesin CNC yang real. Ada tiga komponen dalam pengembangan Virtual Reality based Training System (VRTS)
yaitu mesin CNC, panel control dan benda kerja. (Lin, Hun and Su, 1997:13)
ketiga komponen tersebut divisualisasikan dalam bentuk pemodelan.
Pengoperasian
VRTS meliputi set-up yaitu setting menghidupkan mesin, setting zero point,
setting tool dan setting mematikan mesin. Kemudian mengevaluasinya dengan
pedoman pada alur berikut :
The Prosedure of guide-learning mode |
(Lin,
Hun and Su, 1997:15)
Setelah prosedur evaluasi terpenuhi maka
selanjutnya dilakukan deteksi tubrukan antara mesin dengan objek lain dalam
bentuk pemodelan.
Dalam VRTS, lingkungan kerja atau lingkungan eksperimen diciptakan sesuai dengan karakteristik laboratoriun nyata. Menurut Lin, Hun and Su (1997:15) ada beberapa komponen kunci dalam membangun lingkungan VRTS yaitu model 3 dimensi mesin CNC, pedoman training, modul pembelajaran mandiri, modul pengontrol komunikasi dalam kelas, menu interaktif, pendeteksi tubrukan dan kinerja evaluator. Kerangka lingkungan VRTS dapat dilihat pada gambar di bawah.
Dalam VRTS, lingkungan kerja atau lingkungan eksperimen diciptakan sesuai dengan karakteristik laboratoriun nyata. Menurut Lin, Hun and Su (1997:15) ada beberapa komponen kunci dalam membangun lingkungan VRTS yaitu model 3 dimensi mesin CNC, pedoman training, modul pembelajaran mandiri, modul pengontrol komunikasi dalam kelas, menu interaktif, pendeteksi tubrukan dan kinerja evaluator. Kerangka lingkungan VRTS dapat dilihat pada gambar di bawah.
Framework of A Virtual-Reality Environment |
(Lin, Hun and Su, 1997:15)
Daftar Pustaka
Fuhua LIN, dkk (1997). A Virtual Reality-based Training System for CNC Operations. Dalam Annual Journal of IIE (HK) [online] halaman 13-16.
Fuhua LIN, dkk (1997). A Virtual Reality-based Training System for CNC Operations. Dalam Annual Journal of IIE (HK) [online] halaman 13-16.
0 Response to "Virtual Training System untuk Mesin Computer Numerical Control (CNC)"
Post a Comment