Beberapa Kekeliruan Mahasiswa dalam Pengajuan SKRIPSI

Banyak sekali mahasiswa yang ditolak pengajuan proposalnya, atau terus berkutat di Bab 1 padahal judul skripsinya bagus, up to date bahkan marketable. Mengapa bisa seperti itu? Kebiasaan mahasiswa ketika mau membuat skripsi, hal pertama yang dia dipikirkan adalah judul skripsinya apa yah? Lalu mencari-cari judul skripsi yang bagus, setelah ketemu judul baru membuat pendahuluan dan seterusnya. Justru yang paling penting dalam skripsi adalah mencari permasalahan sebagai dasar atau pondasi skripsi.


Hal lain yang sering terjadi kekeliruan di antara mahasiswa dalam pengajuan Skripsi antara lain:

1.        Ketidakjelasan Isu
Isu adalah titik awal sebelum melakukan penelitian. Isu seharusnya singkat, jelas, padat, dan mudah dipahami. Isu harus menjelaskan tentang permasalahan, peluang, dan fenomena yang diuji. Faktanya, banyak mahasiswa yang menuliskan isu (atau latar belakang) berlembar-lembar, tetapi sama sekali sulit untuk dipahami. Kunci dari kejelasan isu adalah adanya masalah.

2.       Tujuan Riset & Tujuan Periset
Tidak jarang mahasiswa menulis “sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan” sebagai tujuan risetnya. Hal ini adalah kesalahan fatal. Tujuan riset adalah menguji, mengobservasi, atau meneliti fenomena dan permasalahan yang terjadi, bukan untuk mendapatkan gelar S1.

3.       Bab I adalah bagian terpenting.
Banyak mahasiswa yang mengira bahwa bagian terpenting dari sebuah skripsi adalah bagian pengujian hipotesis. Banyak yang menderita sindrom ketakutan jika nantinya hipotesis yang diajukan ternyata salah atau ditolak. Padahal, menurut saya, bagian terpenting skripsi adalah Bab I. Logikanya, kalau isu, motivasi, tujuan, dan kontribusi riset bisa dijelaskan secara runut, biasanya bab-bab berikutnya akan mengikuti dengan sendirinya. Oleh karena itu jangan menyepelekan Bab 1 karena di bab 1 ada pondasi skripsi yang jika pondasi itu kuat maka bagunan skripsi berikutnya (Bab 2 sampai Bab 5) akan kuat.

4.       Padding
Ini adalah fenomena yang sangat sering terjadi. Banyak mahasiswa yang menuliskan terlalu banyak sumber acuan dalam daftar pustaka, walaupun sebenarnya mahasiswa yang bersangkutan hanya menggunakan satu-dua sumber saja. Sebaliknya, banyak juga mahasiswa yang menggunakan beragam acuan dalam skripsinya, tetapi ketika ditelusur ternyata tidak ditemukan dalam daftar acuan.

5.       Joint Hypotheses
Menurut pendekatan saintifik, pengujian hipotesis adalah kombinasi antara fenomena yang diuji dan metode yang digunakan. Dalam melakukan penelitian ingatlah selalu bahwa fenomena yang diuji adalah sesuatu yang menarik dan memungkinkan untuk diuji. Begitu pula dengan metode yang digunakan, haruslah metode yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kalau keduanya terpenuhi, yakinlah bahwa skripsi Anda akan dimengerti. Sebaliknya, kalau Anda gagal memenuhi salah satu (atau keduanya), bersiaplah untuk dibantai dan dicecar habis-habisan.

6.       Keterbatasan & Kemalasan
Mahasiswa sering tidak bisa membedakan antara keterbatasan riset dan “kemalasan riset”. Keterbatasan adalah sesuatu hal yang terpaksa tidak dapat terpenuhi (atau tidak dapat dilakukan) karena situasi dan kondisi yang ada. Bukan karena kemalasan periset, ketiadaan dana, atau sempitnya waktu.

7.        Kontribusi Riset
Ini penting (terutama) jika penelitian Anda ditujukan untuk menarik sponsor atau dibiayai dengan dana pihak sponsor. Kontribusi riset selayaknya dijelaskan dengan lugas dan gamblang, termasuk pihak mana saja yang akan mendapatkan manfaat dari penelitian ini, apa korelasinya dengan penelitian yang sedang dilakukan, dan seterusnya. Kegagalan dalam menjelaskan kontribusi riset akan berujung pada kegagalan mendapatkan dana sponsor.

Related Posts: