Banyak mahasiswa yang merasa bahwa skripsi hanya “ditujukan” untuk
mahasiswa-mahasiswa dengan kecerdasan di atas rata-rata. Menurut saya pribadi,
penulisan skripsi adalah kombinasi antara kemauan, kerja keras, dan relationships yang baik. Kesuksesan
dalam menulis skripsi tidak selalu sejalan dengan tingkat kepintaran atau
tinggi/rendahnya IPK mahasiswa yang bersangkutan. Seringkali terjadi mahasiswa
dengan kecerdasan rata-rata lebih cepat menyelesaikan skripsinya daripada
mahasiswa yang di atas rata-rata.
Masalah yang juga sering terjadi adalah seringkali mahasiswa datang
berbicara ngalor ngidul dan membawa topik skripsi yang terlalu muluk. Padahal,
untuk tataran mahasiswa S1, skripsi sejatinya adalah belajar melakukan
penelitian dan menyusun laporan menurut kaidah keilmiahan yang baku. Skripsi
bukan untuk menemukan teori baru atau memberikan kontribusi ilmiah. Karenanya,
untuk mahasiswa S1 sebenarnya replikasi adalah sudah cukup.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah bahwa penelitian,
secara umum, terbagi dalam dua pendekatan yang berbeda: pendekatan saintifik
dan pendekatan naturalis. Pendekatan saintifik (scientific approach) biasanya mempunyai struktur teori yang jelas,
ada pengujian kuantitatif (statistik), dan juga menolak grounded theory. Sebaliknya, pendekatan naturalis (naturalist approach) umumnya tidak
menggunakan struktur karena bertujuan untuk menemukan teori, hipotesis
dijelaskan hanya secara implisit, lebih banyak menggunakan metode eksploratori,
dan sejalan dengan grounded theory.
0 Response to "Miskonsepsi Tentang SKRIPSI"
Post a Comment