Awal lahirnya mesin CNC (Computer Numerically Controlled)
bermula dari tahun 1952 yang dikembangkan oleh John Pearseon dari Institut
Teknologi Massachusetts, atas nama Angkatan Udara Amerika Serikat. Pada tahun
1973, mesin CNC masih sangat mahal sehingga masih sedikit perusahaan yang
mempunyai keberanian dalam mempelopori investasi dalam teknologi ini. Dari tahun
1975, produksi mesin CNC mulai berkembang pesat. Perkembangan ini dipacu oleh
perkembangan mikroprosesor, sehingga volume unit pengendali dapat lebih
ringkas. (Kuspriyanto, 2005:1).
Dewasa ini penggunaan mesin CNC hampir terdapat di segala bidang.
Dari bidang pendidikan dan riset yang mempergunakan alat-alat demikian
dihasilkan berbagai hasil penelitian yang bermanfaat yang tidak terasa sudah
banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat banyak.
Di industri menengah dan besar, akan banyak dijumpai penggunaan
mesin CNC dalam mendukung proses produksi. Secara garis besar, mesin CNC dibagi
dalam 2 (dua) macam, yaitu :
1.
Mesin bubut CNC
2.
Mesin frais CNC
Secara umum, cara mengoperasikan mesin CNC dengan cara memasukkan
perintah numerik melaui tombol-tombol yang tersedia pada panel instrument di
tiap-tiap mesin. Setiap jenis mesin CNC mempunyai karakteristik tersendiri
sesuai dengan pabrik yang membuat mesin tersebut. Namun demikian secara garis
besar dari karakteristik cara mengoperasikan mesin CNC dapat dilakukan dengan
dua macam cara, yaitu :
a. Sistem Absolut
Pada
sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai acuan
adalah menetapkan titik referensi yang berlaku tetap selama proses operasi
mesin berlangsung. Untuk mesin bubut, titik referensinya diletakkan pada sumbu
(pusat) benda kerja yang akan dikerjakan pada bagian ujung. Sedangkan pada
mesin frais, titik referensinya diletakkan pada pertemuan antara dua sisi pada
benda kerja yang akan dikerjakan.
Referensi Absolut |
b. Sistem Inkremental
Pada
sistem ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah selalu
berpindah sesuai dengan titik aktual yang dinyatakan terakhir. Untuk mesin
bubut maupun mesin frais diberlakukan cara yang sama. Setiap kali suatu gerakan
pada proses pengerjaan benda kerja berakhir, maka titik akhir dari gerakan alat
potong itu dianggap sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap
berikutnya. Sejalan dengan berkembangnya kebutuhan akan berbagai produk
industri yang beragam dengan tingkat kesulitan yang bervariasi, maka telah
dikembangkan berbagai variasi dari mesin CNC. Hal ini dimaksud untuk memenuhi
kebutuhan jenis pekerjaan dengan tingkat kesulitan yang tinggi.
Referensi Inkremental |
Mesin CNC hanya dapat membaca kode standar yang telah disepakati
oleh industri yang membuat mesin CNC. Dengan kode standar tersebut, pabrik
mesin CNC dapat menggunakan PC sebagai input yang diproduksi sendiri atau yang
direkomendasikan. Kode standar pada mesin CNC terdiri dari:
1. Kode G, sebagai contoh G00 untuk
perintah Gerakan cepat atau G01 untuk perintah Interpolasi linear dan
sebagainya
2.
Kode M, sebagai contoh M00
Berhenti terprogram atau M03 Sumbu utama berputar searah jarum jam dan
sebagainya
3. Kode Alarm, sebagai contoh A00 peringatan
karena salah kode G/M atau A02 peringatan
karena salah nilai Z dan sebagainya.
0 Response to "Sekilas Tentang CNC (Computer Numerical Control)"
Post a Comment