Perancangan Mesin Penepung Sistem Sentripugal

Mesin Penepung Sistem Sentripugal
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki komoditas pertanian yang cukup melimpah. Komoditas ini cukup menjanjikan mengingat komoditas pertanian merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Berbeda dengan sumber daya alam lainnya seperti minyak bumi, batu bara dan bahan tambang lainnya walupun Indonesia memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah namun suatu saat cadangan bahan tambang akan habis. Pada saat itulah komoditas pertanian akan menjadi primadona.




Walaupun komoditas pertanian cukup menjanjikan, namun pada kenyataannya kekayaan tersebut tidak bisa dinikmati secara langsung oleh petani. Sebagian besar petani di Indonesia cukup kesulitan dalam masalah ekonomi. Penjualan hasil pertanian terkadang tidak mampu menutupi besarnya kenaikan harga pupuk dan biaya untuk pengelolaan pertanian. Walupun harga komoditas pertanian cenderung naik, tetapi dampaknya kurang dirasakan oleh para petani.
Salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing para petani, selain memperbaiki mutu hasil pertanian mereka juga harus mampu menangani hasil pertanian menjadi komoditas yang memiliki nilai jual tinggi. Dengan kata lain mereka harus menguasai teknologi penanganan pasca panen. Salah satu teknologi penanganan pasca panen adalah menjadikan hasil pertanian menjadi tepung seperti tepung beras, tepung gandum dan tepung kedelai. Tepung beras dan tepung gandum merupakan bahan baku dalam pembuatan kue sedangkan tepung kedelai merupakan bahan baku susu kedelai. Jika petani terlebih dahulu mengolah hasil pertanian menjadi tepung, maka nilai jual komoditas pertanian akan lebih tinggi.
Seiring dengan kemajuan teknologi tepat guna banyak ditemukan alat-alat teknologi yang diciptakan untuk mengolah hasil pertanian. Hal ini dimaksudkan untuk membantu para petani dalam mengolah hasil pertanian agar lebih mudah, cepat (produktivitas tinggi) tetapi dengan biaya yang terjangkau. Salah satu teknologi yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah mesin penepung yaitu mesin yang digunakan untuk mengolah hasil pertanian menjadi tepung beras, tepung gandum dan tepung kedelai.
Secara sederhana proses pembuatan tepung yang biasa dilakukan oleh para petani dengan jumlah kecil adalah dengan ditumbuk kemudian disaring. Namun tentu proses tersebut sulit dilakukan untuk pembuatan dengan kapasitas besar karena memerlukan tenaga kerja yang banyak sehingga proses tersebut hanya dilakukan untuk kepentingan sendiri. Proses pembuatan tepung di industri-industri besar menggunakan mesin penggiling tepung dengan kapasitas besar. Sistem penggilingan biasanya menggunakan roda gigi pengiling. Mesin penggiling tepung harganya sangat mahal sehingga tidak memungkinkan untuk dimiliki oleh para petani.
Oleh karena itu, pada penelitian ini mesin penepung menggunakan konsep tumbukan seperti halnya para petani menumbuk beras menjadi tepung. Tetapi peda mesin ini proses penumbukan dilakukan dengan mengunakan tenaga listrik. Putaran dari motor listrik diteruskan ke sistem penumbuk melalui sistem transmisi. Putaran penumbuk mengakibatkan terjadinya gaya sentripugal pada beras yang tertumbuk. Oleh karena itu mesin ini dinamakan mesin penepung sistem sentripugal. Penggunaan penggerak motor listrik selain akan memiliki nilai ekonomis juga meiliki beberapa keuntungan diantaranya produktifitas bisa lebih tinggi, keseragaman produk dapat terkontrol, biaya tenaga kerja bisa ditekan dan tentunya dengan kualitas yang lebih tinggi.
Secara umum mesin penepung sistem sentripugal terdiri dari tiga bagian utama yaitu sistem transmisi daya, sistem penepung sentripugal dan konstruksi mesin. Sistem transmisi adalah bagian utama mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari motor listrik ke sistem penepung sentripugal. Sistem penepung sentripugal adalah bagian utama mesin yang berfungsi untuk menumbuk bahan baku (beras, gandum dan kedelai) hingga menjadi bentuk tepung melalui sistem sentripugal. Konstruksi mesin adalah bagian utama mesin yang berfungsi untuk mendukung semua sistem pada mesin penepung sistem sentripugal.
Berdasarkan hasil hasil analisa dan perancangan, diperoleh spesifikasi mesin penepung sistem sentripugal sebagai berikut:


Spesifikasi Sistem Transmisi
1.  Motor listrik mesin penepung sistem sentripugal dipilih dengan spesifikasi daya 0,2 kw (¼ Hp), kecepatan 900 rpm dan 1 phasa.
2.  Poros penggerak dirancang menggunakan bahan S45C dengan diameter 10 mm.
3.  Poros yang digerakkan dirancang menggunakan bahan S45C dengan diameter 14 mm.
4.  Puli penggerak dirancang dengan ukuran dp = 170 mm,  dk = 179 mm dan dB = 32 mm.
5.  Puli yang digerakkan dirancang dengan ukuran Dp = 57,8 mm dan Dk = 66,8 mm.
6.  Sabuk yang digunakan adalah sabuk V dengan kode A43 artinya penampang sabuk tipe A dengan panjang sabuk 43 inchi atau 1092 mm.
7.  Baut pengikat puli penggerak dirancang menggunakan baut 2 buah M6 x 1 dengan spesifikasi d = 6 mm, d1 = 4,917 mm, d2 = 5,35 mm, h = 0,541 mm dan p = 1 mm.
8.  Pasak pada puli yang digerakkan dirancang menggunakan bahan S45C-D dicelup dingin dan dilunakan dengan ukuran nominal pasak 5 x 5 mm lebar 20 mm.

Spesifikasi Sistem Penepung Sentripugal
1.  Penumbuk dinamis dibuat dengan jumlah i = 3 buah,  panjang p = 20 mm dan lebar l = 4 mm. Penumbuk dinamis diikat dengan pin yang terbuat dari bahan S 45 C berdiameter d = 8 mm.
2.  Penumbuk statis dibuat dengan jumlah gigi penumbuk k = 16 buah, panjang p = 15 mm dan lebar l = 7 mm. Penumbuk statis diikat dengan menggunakan 3 buah baut M6 x 1 dengan spesifikasi d = 6 mm, d1 = 4,917 mm, d2 = 5,35 mm, h = 0,541 mm dan p = 1 mm.
3.  Diameter minimum poros utama dirancang dengan diameter 14 mm.
4.  Pasak pada piringan penumbuk dirancang menggunakan bahan S45C-D dicelup dingin dan dilunakan dengan ukuran nominal pasak 5 x 5 mm lebar 15 mm.

Spesifikasi Konstruksi Mesin
1.  Dudukan motor dirancang menggunakan sambungan baut dengan tebal mur 8 mm, jumlah baut 4 buah, ukuran baut M8 x 1,25 dengan spesifikasi d = 8 mm, d1 =6,647 mm, d2 = 7,188 mm, h = 0,677 mm dan p = 1,25 mm.
2.  Bantalan luncur dibuat dari bahan kuningan dengan diameter dalam d = 30 mm dan panjang l = 20 mm.
3.  Dudukan rumah penepung dirancang menggunakan sambungan baut dengan tebal mur 8 mm, jumlah baut 4 buah, ukuran baut M8 x 1,25 dengan spesifikasi d = 8 mm, d1 =6,647 mm, d2 = 7,188 mm, h = 0,677 mm dan p = 1,25 mm.
4.  Konstruksi mesin dirancang dengan menggunakan besi siku 30x30x3 mm berbahan S45C, proses pengelasan menggunakan las busur listrik dengan spesifikasi elektroda E 6013 artinya memiliki kekuatan tarik maksimum 60.000 lb/in2 atau 42 kg/mm2.

Related Posts:

1 Response to "Perancangan Mesin Penepung Sistem Sentripugal"

  1. boleh tahu g' cara merancang dan perhitungannya gan??
    mohon d bantu thanks

    ReplyDelete