Perkembangan
ilmu pengetahuan pada era globalisasi semakin berkembang dengan pesatnya
sehingga perusahaan dalam menjalankan bisnis harus bersaing dengan perusahaan
sejenis. Perusahaan harus mampu mengendalikan penyediaan material untuk
kelancaran proses produksi. Perusahaan PT X merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang perakitan bola lampu pijar. Produksi jadi yang dihasilkan antara
lain tipe lampu: E50, A60, E60, A80, T45, P45, A55, NR63, NR80, BW35 sampai
B35. Perencanaan dan pengendalian produksi yang sekarang dipakai menyebabkan
terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses yang lama.
Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi WIP (work in process) di lini
produksi dan waktu proses. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan minimasi
inventori dan waktu proses adalah dengan menggunakan sistem kanban. Sistem Kanban
yang digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi pada unit
perakitan dan pengemasan lampu.
Secara garis
besar sistem kanban yang diusulkan mempunyai aliran informasi produksi yang
berjalan dari gudang bahan jadi, pengemasan, perakitan, gudang bahan baku
dengan menggunakan kaban pengambilan. Sedangkan proses produksi di dalam work
station diatur oleh kanban perintah produksi. Hasil penelitian menunjukan :
1.
Siklus kanban untuk bulb adalah 1:7:2 artinya barang ini harus disampaikan tujuh kali
sehari dan suku cadang harus disampaikan tiga kali setelah kanban
dibawa ke pemasok.
Siklus kanban untuk duplex 1:4:2
artinya barang ini harus disampaikan empat kali sehari dan suku cadang harus
disampaikan dua kali
setelah kanban dibawa ke pemasok.
2.
Jumlah keseluruhan kanban di lini produksi untuk
bulb adalah 12, titik pesan ulang
(kanban segi tiga) 8,
dan kanban supplier (Lamp Component
Factory) 4. Jumlah kanban di lini produksi untuk duplex adalah 7, titik pesan ulang (kanban segi
tiga) 4, dan
kanban supplier (gudang bahan
baku).
3.
Untuk kebutuhan material bahan baku dan persediaan
dalam proses, informasi sistem kanban memberikan tingkat persediaan yang jauh
lebih kecil bandingkan dengan rancangan sistem MRP yang ada sekarang terutama
dalam kuantitasnya pada lini produksi.
4.
Sistem informasi kanban bekerja lebih baik dalam
perencanaan kebutuhan bahan baku material dan minimasi tingkat persediaan serta
cycle time.
5.
Frekuensi kedatangan part yang lebih besar dengan
kuantitas part terkirim lebih kecil dalam sistem informasi kanban menghasilkan
tingkat persediaan Work In Process
yang lebih rendah.
Hal itu
menunjukan bahwa dengan menerapkan sistem kanban terjadi penurunan WIP (work in
process) di lini produksi. Perbandingan antara sistem nyata dengan sistem
kanban adalah sebesar 45% untuk bulb
dan 25% untuk duplex. Perbandingan
antara MRP dan Just in Time Sistem Kanban
terjadi penurunan sebesar 28% untuk bulb dan 25% untum duplex.
Oleh karena
itu, penerapan metode just in time
dengan sistem kanban sangat membantu integrasi dari seluruh pihak dalam
perusahaan mulai dari pihak manajemen hingga operator produksi. Penulis
menyarankan agar perusahaan mempersiapkan sumber daya manusia terlebih dahulu,
karena sistem ini menuntut kedisiplinan tinggi dalam bekerja. Sistem kanban
relatif sederhana sehingga mudah dimengerti karena itu hendaknya perusahaan
memberikan pemahaman secara menyeluruh pada semua tingkat dalam perusahaan
sehingga sistem kanban berjalan dengan baik.
Disarikan dari: Jurnal
Teknik Industri USU, Volume 7 No. 4 Hal 11-20 <Oktober 2006>
0 Response to "Penerapan Sistem Kanban Penyediaan Material Untuk Proses Produksi Pada PT X"
Post a Comment