Oleh : Ir. Nanang Soesetyo Soetadji, IPM
Gambar 1 |
Tenaga
angin telah lama dimanfaatkan di tanah air kita sejak ratusan mungkin
ribuan tahun yang lalu, khususnya untuk menggerakkan kapal layar sampai
sekarang, dan yang banyak kita lihat sekarang digunakan dalam
tambak-tambak ikan di tepi pantai untuk menggerakkan baling-baling (atau turbin angin) untuk menjalankan memompaan air. Namun baiklah kalau kita di Indonesia mulai mempopulerkan PTLTA, khususnya ukuran kecil. PTLTA ukuran kecil adalah istilah yang biasanya diberikan kepada unit 50 KW atau lebih kecil. Tempat-tempat terpencil yang biasanya menggunakan diesel-generator dapat menggantikannya atau menambahkannya dengan PTLTA ukuran kecil ini. Salah satu contoh PTLTA ukuran kecil terlihat di gambar #1.
tambak-tambak ikan di tepi pantai untuk menggerakkan baling-baling (atau turbin angin) untuk menjalankan memompaan air. Namun baiklah kalau kita di Indonesia mulai mempopulerkan PTLTA, khususnya ukuran kecil. PTLTA ukuran kecil adalah istilah yang biasanya diberikan kepada unit 50 KW atau lebih kecil. Tempat-tempat terpencil yang biasanya menggunakan diesel-generator dapat menggantikannya atau menambahkannya dengan PTLTA ukuran kecil ini. Salah satu contoh PTLTA ukuran kecil terlihat di gambar #1.
Komponen PTLTA Komponen-komponen
PTLTA dari ukuran besar, pada umumnya dapat terlihat dalam gambar #2,
sbb; sedangkan untuk ukuran kecil biasanya tidak semua komponen ada
seperti yang terklihat dalam gambar #2
Anemometer: Mengukur kecepatan angin, dan mengirim data angin ini ke Alat Pengontrol.
Blades (Bilah Kipas): Kebanyakan turbin angin mempunyai 2 atau 3 bilah kipas. Angin yang menghembus menyebabkan turbin tersebut berputar.
Gambar 2 |
Brake (Rem): Suatu
rem cakram yang dapat digerakkan secara mekanis, dengan tenaga listrik
atau hidrolik untuk menghentikan rotor atau saat keadaan darurat.
Controller (Alat Pengontrol): Alat Pengontrol ini menstart turbin pada kecepatan angin kira-kira 12-25 km/jam, dan mematikannya pada kecepatan 90 km/jam. Turbin tidak beroperasi di atas 90 km/jam, karena angina terlalu kencang dapat merusakkannya.
Gear box (Roda Gigi): Roda
gigi menaikkan putaran dari 30-60 rpm menjadi kira-kira 1000-1800 rpm
yaitu putaran yang biasanya disyaratkan untuk memutar generator listrik.
Generator: Generator pembangkit listrik, biasanya sekarang alternator arus bolak-balik.
High-speed shaft (Poros Putaran Tinggi): Menggerakkan generator.
Low-speed shaft (Poros Puutaran Rendah): Poros turbin yang berputar kira-kira 30-60 rpm.
Nacelle (Rumah Mesin): Rumah
mesin ini terletak di atas menara . Di dalamnya berisi gear-box, poros
putaran tinggi / rendah, generator, alat pengontrol, dan alat
pengereman.
Pitch (Sudut Bilah Kipas): Bilah
kipas bisa diatur sudutnya untuk mengatur kecepatan rotor yang
dikehendaki, tergantung angin terlalu rendah atau terlalu kencang.
Rotor: Bilah kipas bersama porosnya dinamakan rotor.
Tower (Menera): Menara
bisa dibuat dari pipa baja, beton, rangka besi. Karena kencangnya angin
bertambah dengan ketinggian, maka makin tinggi menara makin besar
tenaga yang didapat.
Wind direction (Arah Angin): Gambar #2 adalah turbin yang menghadap angin, desain turbin lain ada yang mendapat hembusan angin dari belakang.
Wind vane (Tebeng Angin): Mengukur arah angin, berhubungan dengan penggerak arah yang memutar arah turbin disesuaikan dengan arah angin.
Yaw drive (Penggerak Arah): Penggerak
arah memutar turbin ke arah angin untuk desain turbin yang menghadap
angina. Untuk desain turbin yang mendapat hembusan angina dari belakang
tak memerlukan alat ini.
Yaw motor (Motor Penggerak Arah): Motor listrik yang menggerakkan penggerak arah.
Data kekeuatan angin Untuk
keperluan perencanaan pemasangan PTLTA skala besar atau menengah,
sebaiknya data kekuatan angin di suatu daerah perlu diperoleh, agar
dapat mendesain ukuran PTLTA yang tepat dan ekonomis. Salah satu contoh
data yang diambil di suatu tempat (Lee Ranch, Colorado) di Amerika Serikat pada tahun 2002 adalah sebagai berikut:
Demikianlah
secara sangat singkat tulisan mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Angin.
Tulisan ini dimaksudkan hanya untuk menggugah gagasan para pembaca
untuk dapat mengembangkan pembuatan PTLTA skala kecil di Indonesia, baik
dengan cara membuat sendiri atau mungkin membeli dari beberapa pembuat
turbin angin yang ada di dunia, untuk dipasang di daerah-daerah, di mana
potensi angin memang mencukupi.
Sumber : http://www.jurnalinsinyurmesin.com/
0 Response to "Pemanfaatan Tenaga Angin Untuk Energi Listrik"
Post a Comment