Pendekatan QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Dalam Rangka Merumuskan Strategi Operasi Pengembanganperusahaan PT. Growth Pamindo

Dalam dunia bisnis, strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Sedangkan strategi operasi adalah suatu pola pengambilan keputusan operasi yang konsisten dan merupakan keunggulan bersaing bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi-strategi yang akan dijalankan dalam rangka pengembangan perusahaan dengan menganalisis faktor­ faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi operasi, kemudian membuat matriks-matriks analisis dan merumuskan strategi operasi yang akan dijalankan perusahaan.
Perumusan strategi operasi dengan menggunakan pendekatan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) dilakukan melalui penerapan metode pengambilan keputusan Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk para ahli dalam perusahaan. Formulasi strategi tersebut meliputi:
1.         Analisis awal, yaitu analisis data internal dan data eksternal perusahaan. Tujuan dari analisis eksternal (external audit) adalah membuat daftar ancaman-ancaman dan peluang-peluang yang akan dihadapi perusahaan. Analisis lingkungan eksternal meliputi: bidang ekonomi, sosial budaya, demografi, dan lingkungan alam, bidang politik, pemerintahan, dan hukum, bidang teknologi dan bidang kompetitif. Tujuan dari analisis internal (internal audit) adalah membuat daftar kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan kunci internal perusahaan. Analisis internal ini meliputi; proses, kapasitas, sediaan, mutu dan tenaga kerja.
2.         Tahap Input, yang meliputi:
-           Pembuatan Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix, yaitu ringkasan dari audit manajemen strategis internal. Alat formulasi strategi ini merangkum dan mengevaluasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan utama.
-           Pembuatan External Evaluation Matrix (EFE) Matrix, yaitu ringkasan dari audit manajemen strategis eksternal. Alat formulasi strategi ini merangkum dan mengevaluasi peluang dan ancaman utama.
3.         Tahap Penyesuaian, yaitu Informasi yang diperoleh dari ketiga matriks pada tahap input sebelumnya digunakan sebagai informasi input dasar pada tahap penyesuaian. Langkah-langkah dalam tahap penyesuaian ini adalah:
-        Pembuatan Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats (SWOT) Matrix, merupakan salah satu alat yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST, dan Strategi WT.
-        Pembuatan Internal-External (IE) Matrix, yang memposisikan berbagai dimensi organisasi dalam sembilan sel, di mana masing-masing sel memiliki strategi masing-masing.
4.         Tahap Keputusan, yaitu teknik analisis dengan pendekatan kuantitatif yakni Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi yang terbaik.
Hasil penelitian menunjukan nilai untuk matriks IFE adalah 2,79 yang berarti  operasi perusahaan memiliki kemampuan rata-rata dalam segi internal. Sedangkan nilai matriks EFE  adalah 2,47 yang berarti juga operasi perusahaan memiliki kemampuan rata-rata dalam menghadapi  lingkungan eksternalnya. Dengan demikian, posisi operasi perusahaan berada pada sel V dari  matriks IE, dengan strategi pengembangan produk.
Dari matriks QSPM, strategi terpilih adalah mencari sumber bahan baku baru dan melakukan efisiensi penggunaan bahan baku untuk menekan harga dengan nilai total attractiveness 5,340.Oleh karena itu, dalam menghadapi persaingan, perusahaan dapat memproduksi dan mengembangkan produk pipa ductile yang mampu memenuhi spesifikasi tertentu yang diharapkan dengan memanfaatkan berbagai keunggulan kompetitif yang ada pada internal perusahaan dengan berfokus kepada penekanan biaya produksi melalui penggunaan bahan-bahan baku baru yang berasal dari sumber bahan baku baru yang memberikan tingkat efisiensi yang lebih tinggi sehingga pada akhirnya mampu memenangkan persaingan.

Disarikan dari: Jurnal Teknik Industri USU, Volume 7 No. 4  Hal 73-78 <Oktober 2006>

Related Posts:

Penerapan Sistem Kanban Penyediaan Material Untuk Proses Produksi Pada PT X


Perkembangan ilmu pengetahuan pada era globalisasi semakin berkembang dengan pesatnya sehingga perusahaan dalam menjalankan bisnis harus bersaing dengan perusahaan sejenis. Perusahaan harus mampu mengendalikan penyediaan material untuk kelancaran proses produksi. Perusahaan PT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perakitan bola lampu pijar. Produksi jadi yang dihasilkan antara lain tipe lampu: E50, A60, E60, A80, T45, P45, A55, NR63, NR80, BW35 sampai B35. Perencanaan dan pengendalian produksi yang sekarang dipakai menyebabkan terjadinya penumpukan material di lini produksi dan waktu proses yang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi WIP (work in process) di lini produksi dan waktu proses. Pendekatan yang digunakan dalam melakukan minimasi inventori dan waktu proses adalah dengan menggunakan sistem kanban. Sistem Kanban yang digunakan adalah kanban pengambilan dan kanban perintah produksi pada unit perakitan dan pengemasan lampu.
Secara garis besar sistem kanban yang diusulkan mempunyai aliran informasi produksi yang berjalan dari gudang bahan jadi, pengemasan, perakitan, gudang bahan baku dengan menggunakan kaban pengambilan. Sedangkan proses produksi di dalam work station diatur oleh kanban perintah produksi. Hasil penelitian menunjukan :
1.       Siklus kanban untuk bulb adalah 1:7:2 artinya barang ini harus disampaikan tujuh kali sehari dan suku cadang harus disampaikan tiga kali setelah  kanban  dibawa  ke  pemasok.  Siklus kanban untuk duplex 1:4:2 artinya barang ini harus disampaikan empat kali sehari dan suku cadang  harus  disampaikan  dua  kali  setelah kanban dibawa ke pemasok.
2.       Jumlah keseluruhan kanban di lini produksi untuk bulb adalah 12, titik pesan ulang (kanban segi  tiga)  8,   dan  kanban supplier  (Lamp Component Factory) 4. Jumlah kanban di lini produksi untuk duplex adalah 7, titik pesan ulang (kanban  segi  tiga)  4,  dan  kanban  supplier (gudang bahan baku).
3.       Untuk kebutuhan material bahan baku dan persediaan dalam proses, informasi sistem kanban memberikan tingkat persediaan yang jauh lebih kecil bandingkan dengan rancangan sistem MRP yang ada sekarang terutama dalam kuantitasnya pada lini produksi.
4.       Sistem informasi kanban bekerja lebih baik dalam perencanaan kebutuhan bahan baku material dan minimasi tingkat persediaan serta cycle time.
5.       Frekuensi kedatangan part yang lebih besar dengan kuantitas part terkirim lebih kecil dalam sistem informasi kanban menghasilkan tingkat persediaan Work In Process yang lebih rendah.
Hal itu menunjukan bahwa dengan menerapkan sistem kanban terjadi penurunan WIP (work in process) di lini produksi. Perbandingan antara sistem nyata dengan sistem kanban adalah sebesar 45% untuk bulb dan 25% untuk duplex. Perbandingan antara MRP dan Just in Time Sistem Kanban terjadi penurunan sebesar 28% untuk bulb dan 25% untum duplex.
Oleh karena itu, penerapan metode just in time dengan sistem kanban sangat membantu integrasi dari seluruh pihak dalam perusahaan mulai dari pihak manajemen hingga operator produksi. Penulis menyarankan agar perusahaan mempersiapkan sumber daya manusia terlebih dahulu, karena sistem ini menuntut kedisiplinan tinggi dalam bekerja. Sistem kanban relatif sederhana sehingga mudah dimengerti karena itu hendaknya perusahaan memberikan pemahaman secara menyeluruh pada semua tingkat dalam perusahaan sehingga sistem kanban berjalan dengan baik.

Disarikan dari: Jurnal Teknik Industri USU, Volume 7 No. 4  Hal 11-20 <Oktober 2006>

Related Posts:

Pemanfaatan Tenaga Angin Untuk Energi Listrik

Oleh : Ir. Nanang Soesetyo Soetadji, IPM 

listrik
Gambar 1
Dalam Majalah PII Engineer Monthly edisi Agustus 2008, antara lain dibahas alasan perlunya dibangun PLTN di Indonesia, selain daripada itu dibahas selintas mengenai Tenaga Listrik Tenaga Angin (PTLTA). Makalah ini membahas secara singkat mekanisme peralatan Tenaga Listrik Tenaga Angin (PTLTA), berukuran kecil yang mungkin dapat dikembangkan di daerah-daerah pedesaan atau pulau-pulau terpencil di Indonesia yang mempunyai potensi angin yang cukup (cukup kencang dan bertiup sepanjang tahun). 
Tenaga angin telah lama dimanfaatkan di tanah air kita sejak ratusan mungkin ribuan tahun yang lalu, khususnya untuk menggerakkan kapal layar sampai sekarang, dan yang banyak kita lihat sekarang digunakan dalam

Related Posts:

Perancangan Mesin Pemeras Parutan Sistem Ulir Tekan

Mesin Pemeras Parutan

Kelapa sering dijuluki pohon surga karena seluruh bagian tanaman tersebut memiliki manfaaat bagi kehidupan manusia. Habitat paling dominan adalah kawasan pantai hingga ketinggian 600 m dari permukaan laut. Oleh karenanya, kelapa banyak tumbuh sepanjang daerah pesisir dan daerah tropik. Salah satu produk dari kelapa adalah santan kelapa yang merupakan hasil perasan dari lapisan putih lembaga atau endosperm. Santan merupakan bahan baku untuk berbagai jenis masakan. Serta banyak juga yang menjadikan santan sebagai bahan baku untuk pembuatan minyak kelapa. Penggunaan minyak kelapa selain digunakan sebagai pengolah bahan makanan sehari-hari juga digunakan

Related Posts:

Perancangan Mesin Penepung Sistem Sentripugal

Mesin Penepung Sistem Sentripugal
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki komoditas pertanian yang cukup melimpah. Komoditas ini cukup menjanjikan mengingat komoditas pertanian merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Berbeda dengan sumber daya alam lainnya seperti minyak bumi, batu bara dan bahan tambang lainnya walupun Indonesia memiliki kekayaan bahan tambang yang melimpah namun suatu saat cadangan bahan tambang akan habis. Pada saat itulah komoditas pertanian akan menjadi primadona.


Related Posts:

Perancangan Mesin Penghancur Kertas (Paper Shredder)

Mesin Penghancur Kertas
Perancangan Mesin Penghancur Kertas - Mesin ini digunakan untuk menghancurkan lembar kertas, terutama kertas-kertas dokumen jenis HVS berukuran A4, gramatur kertas maksimum 80 gms dan jumlah kertas maksimum 10 lembar per siklus. Mesin ini menggunakan pisau penghancur jenis zig-zag yaitu pisau yang mampu memotong pada arah memanjang dan melintang secara bersamaan. Deskripsi dan spesifikasi lebih lengkap tentang mesin ini dapat dilihat pada artikel berjudul Deskripsi Mesin Penghancur Kertas dan Spesifikasi Mesin Penghancur Kertas.

Pada artikel ini kami akan menjelaskan tentang bagaimana cara merancang mesin penghancur kertas. Proses perancangan dimulai dengan menghitung daya yang dibutuhkan untuk proses pemotongan. Daya tersebut akan menjadi acuan dalam memilih motor listrik. Setelah motor listrik sebagai penggerak utama ditentukan, proses perancangan berikutnya adalah menghitung komponen-komponen mesin sesuai desain konsep dan konstruksi mesin. Pada deskripsi mesin penghancur kertas dapat tergambar beberapa komponen mesin yang harus ditentukan atau dihitung ukuran dan kekuatannya seperti transmisi roda gigi lurus, roda gigi helix, poros utama dan lain-lain.
Perancangan penghancur kertas (paper shredder)

Perhitungan pisau pemotong (Shredder Blade)

Proses pemotongan akan terjadi jika gaya potong pada masing-masing mata pisau melebihi besarnya ketahanan sobek kertas. Besarnya gaya yang diperlukan pada setiap mata pisau adalah:
Rumus gaya potong per mata pisau
Keterangan:
Fi = Gaya potong per mata pisau (Kg)
KS = Ketahanan Sobek Kertas (mN)
S = Jumlah Kertas (Lembar)
g = Gaya Grafitasi (m/s2)

Ketahanan sobek kertas dapat dilihat dalam spesifikasi kertas jenis HVS.
Gaya pada pisau penghancur kertas (shredder blade)
Total gaya yang diperlukan oleh mesin penghancur kertas untuk menghancurkan kertas tergantung dari banyaknya pisau dan jumlah mata pisau pada setiap pisau. Sehingga gaya potong pada arah vertikal dan horizontal dapat dihitung melalui rumus berikut:
Rumus gaya potong pisau penghancur kertas
Keterangan:
F1 = Gaya potong arah vertikal (Kg)
F2 = Gaya potong arah horizontal (Kg)
Fi = Gaya potong per mata pisau (Kg)
i = Jumlah pisau
k = Jumlah mata pisau

Daya yang dibutuhkan (Power Requirement)

Daya yang dibutuhkan oleh mesin penghancur kertas untuk menghancurkan kertas tergantung dari jumlah gaya potong pada masing-masing mata pisau. Daya yang dibutuhkan untuk proses pemotongan dapat dihitung dengan rumus:
Rumus kebutuhan daya penghancur kertas
Keterangan:
P = Daya yang dibutuhkan (Kw)
T = Momen Puntir (kgmm)
n = Putaran pisau (rpm)

Momen puntir pada pisau terjadi karena gaya potong pada arah vertikal dan gaya potong pada arah horizontal, sehingga total momen puntir pada pisau dapat dihitung dengan rumus:

Rumus momen puntir penghancur kertas
Keterangan:
T = Momen puntir (Kgmm)
F1 = Gaya potong arah vertikal (Kg)
F2 = Gaya potong arah horizontal (Kg)
R1 = Radius pisau pada titik F1 (mm)
R2 = Radius pisau pada titik F2 (mm)

Perhitungan bagian-bagian mesin

Berdasarkan konstruksi mesin yang dijelaskan dalam artikel deskripsi mesin penghancur kertas, ada beberapa bagian mesin yang harus dihitung dimensi dan kekuatan, seperti poros utama, transmisi roda lurus dan transmisi roda gigi helix. Sebagai bahan pertimbangan dalam merancang komponen tersebut, berikut ini kami berikan beberapa referensinya,
  1. Poros utama, poros utama adalah poros yang berfungsi sebagai penyokong semua pisau pemotong pada mesin penghancur kertas. Sehingga, semua gaya potong pada setiap pisau shredder yang nilainya sesuai dengan hasil perhitungan sebelumnya (gaya potong untuk setiap blade = Fi) akan bekerja sepanjanag poros utama. Gaya potong pisau shredder akan menyebabkan beban lentur pada poros. Di sisi lain, poros utama juga akan menerima momen puntir yang didistribusikan melalui transmisi roda gigi. Oleh karena itu poros utama akan menerima beban lentur dan beban puntir secara bersamaan. Perhitungan poros yang menerima beban tersebut dapat mengacu pada perhitungan poros pada artikel  berjudul perhitungan kekuatan poros pada kriteria poros dengan beban puntir dan beban lentur.
  2. Roda gigi lurus, mesin penghancur kertas menggunakan dua pasang roda gigi lurus. Pertama, roda gigi lurus yang digunakan sebagai penggerak pisau shredder. Roda gigi lurus ini berfungsi untuk membuat pisau shredder bagian kanan dan bagian kiri dapat berputar pada kecepatan yang sama tetapi dalam arah yang berlawanan. Kedua, roda gigi lurus yang digunakan sebagai sistem transmisi yang berfungsi untuk menurunkan putaran pada rasio 1/8. Rasio 1/8 untuk roda gigi lurus itu terlalu besar, sehingga sistem transmisi gigi lurus pada mesin ini dibagi menjadi dua tahapan dengan masing-masing tahapan menggunakan transmisi roda gigi lurus dengan rasio 1/4. Bagaimana perhitungan untuk masing-masing transmisi roda gigi lurus, kita bisa mengacu pada artikel yang berjudul perhitungan kekuatan roda gigi lurus dengan memperhatikan jumlah daya dan kecepatan putaran yang telah dijelaskan sebelumnya.
  3. Roda gigi helix, mesin penghancur kertas menggunakan gigi helix sebagai sistem transmisi dari motor listrik. Roda gigi helix memiliki kemampuan untuk menahan kekuatan radial dan aksial sehingga sangat baik jika dihubungkan langsung ke motor pada kecepatan tinggi. Mesin ini dilengkapi dengan transmisi roda gigi helix pada rasio 1/5. Bagaimana perhitungan untuk transmisi roda gigi helix, kita bisa mengacu pada artikel yang berjudul perhitungan kekuatan roda gigi helix dengan memperhatikan jumlah daya dan kecepatan putaran yang telah dijelaskan sebelumnya.
Demikian sedikit penjelasan tentang Perancangan Mesin Penghancur Kertas. Jika ada kekeliruan dalam mengemukakan konsep, penggunaan rumus yang kurang cocok atau kesalahan dalam pengetikan, silahkan memberikan komentarnya di kolom yang telah disediakan.

Related Posts:

Perancangan Mesin Pengiris Singkong

Mesin Pengiris Singkong
Sebagian besar pengrajin kripik singkong yang ditangani langsung oleh para petani dari sisi kualitas dan produktifitasnya masih kurang sehingga daya jualnya masih tergolong rendah. Kondisi ini, salah satunya dikarenakan peralatan yang digunakan masih sangat sederhana. Alat pengiris singkong yang digunakan masih manual baik dengan pisau dapur, penyerut atau yang lebih modernnya dengan alat pengiris singkong yang digerakan secara manual oleh tangan. Oleh karena itu penulis merancang mesin pengiris singkong dengan penggerak motor listrik.

Mesin pengiris singkong ini selain akan memberikan nilai ekonomis juga memiliki beberapa keuntungan diantaranya produktifitas bisa lebih tinggi, keseragaman produk (ketipisan kripik) dapat terkontrol, biaya tenaga kerja bisa ditekan dan tentunya dengan kualitas yang lebih tinggi.


Related Posts:

Perancangan Mesin Pengupas dan Pemarut Kelapa

Mesin Pemarut Kelapa
Mesin pengupas dan pemarut kelapa memiliki kegunaan terutama bagi para petani kelapa sebagai bagian dari teknologi penanganan pasca panen atau bagi para penjual di pasar yang memasarkan parut kelapa. Sebagian besar proses pengolahan kelapa menjadi parutan menggunakan mesin pengupas yang berfungsi untuk mengupas kelapa hingga kulitnya bersih dan proses pemarutan kelapa menggunakan mesin pemarut kelapa. Oleh karena itu, para petani atau pedagang harus memiliki dua mesin untuk menghasil parutan kelapa. Berdasarkan kondisi tersebut, penulis merancang mesin dengan menggabungkan dua mesin tersebut yaitu mesin pengupas sekaligus pemarut kelapa. Mesin ini dibuat dengan menggunakan penggerak motor listrik sehingga selain akan memiliki nilai ekonomis juga meiliki beberapa keuntungan diantaranya produktifitas bisa lebih tinggi, keseragaman produk dapat terkontrol, biaya tenaga kerja bisa ditekan dan tentunya dengan kualitas yang lebih baik.

Related Posts: