Kerangka Multiple Intelligence |
Kecerdasan majemuk diperkenalkan oleh Prof. Howard Gardner,
yaitu seorang psikolog dan profesor utama di Cognition and Education,
Harvard Graduate School of Education dan juga profesor di bidang
Neurologi, Boston University School of Medicine.
Howard
Gardner lahir 11 Juni 1943, ia masuk Harvard pada tahun 1961, dengan
keinginan awal, masuk Jurusan Sejarah, tetapi di bawah pengaruh Erik
Erikson, ia berubah mempelajari Hubungan-sosial (gabungan psikologi,
sosiologi, dan antropologi), dengan kosentrasi di psikologi klinis. Lalu
ia terpengaruh oleh psikolog Jerome Bruner dan Jean Piaget. Setelah Ph.D di Harvard pada tahun 1971 dengan disertasi
masalah “Sensitivitas pada anak-anak”, Gardner terus bekerja di
Harvard, di Proyek Zero. Didirikan pada tahun 1967, Proyek Zero
dikhususkan kepada kajian sistematis pemikiran artistik dan kreativitas
dalam seni, serta humanistik dan disiplin ilmu, baik di tingkat individu
dan kelembagaan. Kecerdasan kata Gardner,
merupakan kemampuan untuk menangkap situasi baru serta kemampuan untuk
belajar dari pengalaman masa lalu seseorang. Kecerdasan bergantung pada
konteks, tugas serta tuntutan yang diajukan oleh kehidupan kita, dan
bukan tergantung pada nila IQ, gelar perguruan tinggi atau reputasi
bergengsi. Intellegence
katanya adalah kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan
produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi nyata
(Gardner; 1983;1993).
Konsep ini memiliki esensi bahwa setiap orang adalah unik,
setiap orang perlu menyadari dan mengembangkan ragam kecerdasan manusia
dan kombinasi-kombinasinya. Setiap siswa berbeda karena mempunyai
kombinasi kecerdasan yang berlainan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut
adalah :
1. Linguistic Intelligence
adalah kecerdasan dalam mengolah kata. Ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru cerita, penyair, dan pengacara. Jenis pemikiran inilah yang menghasilkan King Lear karya Shakespeare, Odyssey karya Homerus, dan Kisah Seribu Satu Malam dari
Arab. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargu-mentasi,
meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat
kata-kata yang diucapkannya. Mereka senang bermain-main dengan bunyi
bahasa melalui teka-teki kata, permainan kata (pun), dan tongue twister. Kadang-kadang
mereka pun mahir dalam hal-hal kecil, sebab mereka mampu mengingat
berbagai fakta. Bisa jadi mereka adalah ahli sastra. Mereka gemar sekali
membaca, dapat menulis dengan jelas, dan dapat mengartikan bahasa
tulisan secara luas.
2. Logical -Mathematical Intelligence
adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini
merupakan kecerdasan para ilmuwan, akuntan, dan pemrogram komputer.
Newton menggunakan kecerdasan ini ketika ia menemukan kalkulus. Demikian
pula dengan Einstein ketika ia menyu-sun teori relativitasnya.
Ciri-ciri orang yang cerdas secara logis-mate-matis mencakup kemampuan
dalam penalaran, mengurutkan, berpikir dalam pola sebab-akibat,
menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau pola numerik,
dan pandangan hidupnya umumnya bersifat rasional.
3. Visual -Spatial Intelligence
mencakup berpikir dalam gambar, serta kemampuan untuk mencerap, mengubah, dan menciptakan kembali berbagai macam aspek dunia visual-spasial.
Kecerdasan ini merupakan kecerdasan para arsitek, fotografer, artis,
pilot, dan insinyur mesin. Siapa pun yang merancang piramida di Mesir,
pasti mempunyai kecerdasan ini. Demikian pula dengan tokoh-tokoh seperti
Thomas Edison, Pablo Picasso, dan Ansel Adams. Orang dengan tingkat
kecerdasan spasial yang tinggi hampir selalu mempunyai kepekaan yang
tajam terhadap detail visual dan dapat menggambarkan sesuatu dengan
begitu hidup, melukis atau membuat sketsa ide secara jelas, serta dengan
mudah menyesuaikan orientasi dalam ruang tiga dimensi.
4. Musical Intelligence
Ciri
utama kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mencerap, menghargai, dan
menciptakan irama dan melodi. Bach, Beethoven, atau Brahms, dan juga
pemain gamelan Bali atau penyanyi cerita epik Yugoslavia, se-muanya
mempunyai kecerdasan ini. Kecerdasan musikal juga dimiliki orang yang
peka nada, dapat menyanyikan lagu dengan tepat, dapat mengikuti irama
musik, dan yang mendengarkan berbagai karya musik dengan tingkat
ketajaman tertentu.
5. Bodily-Kinesthetic Intelligence
Kecerdasan
ini mencakup bakat dalam mengendalikan gerak tubuh dan kete-rampilan
dalam menangani benda. Atlet, pengrajin, montir, dan ahli bedah
mempunyai kecerdasan kinestetik-jasmani tingkat tinggi. Demikian pula
Charlie Chaplin, yang memanfaatkan kecerdasan ini untuk melakukan
gerakan tap dance sebagai
"Little Tramp". Orang dengan kecerdasan fisik memiliki keterampilan
dalam menjahit, bertukang, atau merakit model. Mereka juga menikmati
kegiatan fisik, seperti berjalan kaki, menari, berlari, berkemah,
berenang, atau berperahu. Mereka adalah orang-orang yang cekatan, indra
perabanya sangat peka, tidak bisa tinggal diam, dan berminat atas segala
sesuatu.
6. Interpersonal Intelligence
Ini
adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang lain.
Kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk mencerap dan tang-gap
terhadap suasana hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direk-tur
sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai kecerdasan ini, sama halnya
dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai kecerdasan
antarpribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial
yang besar seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan
licik seperti Machiavelli. Namun, mereka semua mempunyai kemampuan
untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang
yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan guru yang ulung.
7. Intrapersonal Intelligence
Orang
yang kecerdasan intrapribadinya sangat baik dapat dengan mudah
mengakses perasaannya sendiri, membedakan berbagai macam keadaan emosi,
dan menggunakan pemahamannya sendiri untuk memperkaya dan membimbing
hidupnya. Contoh orang yang mempunyai kecerdasan ini, yaitu konselor,
ahli teologi, dan wirau-sahawan. Mereka sangat mawas diri dan suka
bermeditasi, berkontemplasi, atau bentuk lain penelusuran jiwa yang
mendalam. Sebaliknya, mereka juga sangat mandiri, sangat terfokus pada
tujuan, dan sangat disiplin. Secara garis besar, mereka merupakan orang
yang gemar bela-jar sendiri dan lebih suka bekerja sendiri daripada
bekerja dengan orang lain. (Armstrong: 1999: 3-6)
8. Naturalist Intelligence
Gardner menjelaskan inteligensi lingkungan sebagai
kemampuan seseorang untuk dapat mengerti flora dan fauna dengan baik,
dapat membuat distingsi konsekuensial lain dalam alam natural; kemampuan
untuk memahami dan menikmati alam; dan menggunakan kemampuan itu secara
produktif dalam berburu, bertani, dan mengembangkan pengetahuan akan
alam.
9. Existence Intelligence
Anak yang memiliki kecerdasan ini memiliki ciri-ciri yaitu cenderung bersikap mempertanyakan segala sesuatu mengenai keberadaan manusia, arti kehidupan, mengapa manusia mengalami kematian, dan realitas yang dihadapinya.
0 Response to "Multiple Intelligence"
Post a Comment